Saya mendapatkan kiriman 3 pot kecil tanaman sereh/serai yang baru saja tumbuh dari emak saya. Pesannya, suruh segera pindahin ke tanah dari pot. Entah kenapa saya ogah ogahan. Banyak tugas yang menyebabkan saya sementara melupakan hobi berkebun. Akhirnya 3 tanaman itu saya lupakan begitu saja.
Setelah memiliki waktu longgar, saya teringat tanaman sereh itu. Saya cek kebelakang, ternyata yang satu sudah membusuk dihajar hujan terus menerus. Yang satu lagi masih hidup tetapi sekarat. Yang satu lagi agak terlindung, masih sehat.
Segera saya gali tanah, dan saya pindahkan dua pohon itu. Beberapa hari kemudian, satu pohon tidak bertahan. Yang satu lagi hidup subur dan sekarang sudah memiliki daun panjang panjang. Tetapi tunas tunasnya tidak kunjung menjadi banyak.
Saya melihatnya seperti onggokan ilalang saja. Biasanya tanaman sereh memiliki banyak tunas dan tumbuh bergerombol tampak seperti air mancur.
Suatu hari emak saya berkunjung dan menanyakan tanaman serehnya. Saya tunjukkan tanaman yang tinggal satu itu. Kata beliau :
"Tambahin tanahnya, kalau tanahnya cuman segitu, serehnya mana bisa banyak.."
Yang dilihat emak saya adalah, tanaman sereh saya tumbuh diatas tanah datar dengan akar agak keluar ke permukaan. Menurutnya, sereh akan sulit bertunas kalau begitu. Mesti ditambah lagi tanahnya sehingga pangkalnya tertimbun.
Maka atas petunjuk dari emak saya, tanaman serei itu saya timbun dengan campuran tanah-kompos-pupuk kandang sampai pangkalnya tidak terlihat.
Saya buat gundukan agak besar disekeliling tanaman sereh saya, menutupi pangkal batangnya. Ternyata nasehat emak saya manjur juga. Tidak lama, muncullah tunas tunas baru menembus gundukan tanah, makin lama makin banyak.
Kemudian saya ambil beberapa tunas untuk saya pindahkan ke tanah yang baru. Dengan demikian tanaman sereh saya makin banyak.
No comments:
Post a Comment