Satu hal yang membuat saya tidak menekuni hidroponik adalah : istri saya tidak mau memasak hasilnya. Lendér katanya. Maksudnya berlendir ketika dimasak, tidak serenyah kangkung yang dibeli di bang Mul (tukang sayur langganan istri saya.). Padahal kangkung yang pernah saya budidayakan secara hidroponik, subur, hijau dan menggiurkan. Bukan cuma kangkung. Sawi dan kemangi juga tidak mau.
Akhirnya kangkung itu saya masak sendiri. Dengan bumbu sebisa saya. Ternyata rasanya endul dan renyah. Sayangnya cuma saya yang makan. Istri saya dan yang lain tetap tidak mau. Sisanya dibiarkan sampai tua, sampai berbunga dan berbuah.
Mungkin ini masalah persepsi saja. Karena dilihatnya kangkung itu ditanam tanpa tanah, muncul persepsi dibenak istri saya, kangkungnya akan berlendir. Bisa jadi begitu. Ditambah lagi, hidroponik yang dcoba adalah sistem sumbu yang cairan nutrisinya tidak mengalir.
Kadang bila telat diganti, cairan nutrisinya bau comberan. Kadang kadang juga ada jentik nyamuk dan semacam 'slug' berwarna putih didalamnya. Ini dilihat juga oleh istri saya....
Sebenarnya dia hanya tidak mau memasaknya. Kalau hijau suburnya, dia menikmati juga. Kadang kadang di foto foto untuk dijadikan status.
Mungkin juga istri saya "terpapar" oleh artikel dari majalah bunda bunda yang mengatakan, kangkung yang hidup dari air, mengandung anak lintah. Padahal artikel itu, ga ilmiah. Kangkungnya kan dimasak toh ? mana mungkin ada lintah hidup di tumisan kangkung yang 'ngebul'.
Tapi ya sudahlah. Mungkin nanti saya coba Guyurponik saja. Nutrisinya dikocor ketanaman yang ada di pot dan polybag. Karena stok AB mix saya masih banyak.
No comments:
Post a Comment