Cerita Tentang Lele, Kangkung Dan Kebunku

 on Wednesday, June 19, 2019  


Saya punya lele. Cuman seekor saja. Milik anak saya yang ia dapatkan saat bermain di pasar malam. Dibungkus plastik dan tidak diurus.  Ah.. daripada dibuang, lele yang cuma 1 ekor itu saya masukkan ke ember kecil biar tidak mati.

Kemudian saya punya dua ikat batang kangkung, yang hampir dibuang oleh istri saya. Kangkung itu saya letakkan di keranjang besek, kemudian saya beri potongan hebel supaya kangkungnya bisa berdiri tegak. Semula mau saya beri potongan genteng, tapi berat. Saya pilih hebel karena ringan.

Keranjang itu saya tusuk dengan bambu. Bambu itu untuk menahan agar keranjangnya tidak tenggelam kedalam ember. Disamping juga, agar mudah diangkat ketika dibutuhkan.


Keranjang kangkung tersebut saya letakkan diatas ember lele, dengan seperempat badannya tercelup ke air. Ia tidak mungkin tercelup lebih dalam lagi, karena ada bambu penahannya. Ketika lele itu diletakkan ke ember, ukurannya masih sangat kecil. Hanya sebesar jempol tangan. Saya beri makan dengan makanan cupang.

Berlalu tiga hari, air lele mulai bau. Saya angkat keranjang kangkungnya, saya ambil airnya sampai sisa seperempat ember. Kemudian air lele itu saya siramkan ke kebun kecil saya. Ember lele kemudian diisi penuh lagi dengan air baru dari sumur.

Batang kangkung mulai memperlihatkan kehidupan. Setelah dua minggu, kangkung mulai tampak menghijau dan rimbun sekali. Lelenya sehat wal afiat dan bertambah besar.  Kangkung itu ternyata tumbuh sangat subur. Batangnya menjulur kemana mana. Sudah beberapa kali di panen oleh istri saya. Bahkan sudah berbunga dan berbuah. Adapun lelenya, saat tulisan ini di buat sudah sebesar batre laptop.


Setiap tiga hari, air lele itu berbau busuk. Maka air itu saya ambil lebih dari dua pertiganya. Saya tampung di jirigen kemudian dicampur air. Air bekas lele itu saya siramkan ke kebun emak. Kebun itu subur. Daun daunnya hijau bagus. Pohon pacar air bagus. Pohon sirih bagus. Pohon cabe juga bagus. Lemon Cui saya berbuah sangat lebat. Sampai 50 biji untuk ukuran pohon yang masih kecil.

Akhirnya menjadi semacam ketergantungan. Menyiram kebun dengan air biasa rasanya seperti kurang afdhol. Harus ditambah dengan air lele. Maka jadilah lele itu menjadi hal yang wajib dalam berkebun. Sampe pupuk Growmore yang pernah saya beli ga kepake.

Itu sekedar pengalaman saya bermain main dengan air lele. Air bekas ikan mengandung nutrisi yang disukai tanaman. Saya tidak mengambil ide dari Budikdamber (Budidaya ikan dalam ember) yang belakangan saya ketahui dari Youtube. Saya gak niat budidaya ikan. Saya hanya memperkerjakan ikan untuk menghasilkan air bau.

Terima Kasih telah membaca.
Cerita Tentang Lele, Kangkung Dan Kebunku 4.5 5 subhan Wednesday, June 19, 2019 Pupuk Cair, Pupuk Ikan, kangkung, aquaponik, budikdamber Saya punya lele. Cuman seekor saja. Milik anak saya yang ia dapatkan saat bermain di pasar malam. Dibungkus plastik dan tidak diurus.  A...


No comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Trending

Pages

Blog Indonesia